Sabtu, Mei 11, 2013

Berani Kotor? Ayuuk..!

Berani Kotor? Ayuuk..!!

Oleh: Indah Sriwindhari | 15 March 2013 | 12:59 WIB
Pagi menjelang siang saya dan anak-anak masih berada di Perry Park, salah satu taman bermain yang ada di kota Brisbane, Australia. Masing-masing asyik bermain dengan mainan yang ada di sana. Ayunan, pelosotan, jungkat-jungkit, panjat-panjatan dan sebagainya. Rasanya waktu satu jam tidak cukup bagi mereka untuk bermain. Memang begitulah dunia anak-anak seusia mereka (balita), dunia bermain. Haus dan lapar pun tak mereka hiraukan jika sudah asyik bermain. Bahkan angin panas summer tidak mereka hiraukan.

Hanya memantau anak-anak dari kejauhan tiba-tiba pandangan saya tertuju pada seorang anak yang kira-kira berusia 8 atau 9 bulan yang sedang asyik bermain tanah. Ia baru bisa duduk, merangkak dan berdiri dengan berpegangan. Semua badannya kotor dengan tanah. Ia asyik merangkak, menuju tempat yang menurutnya menarik. Disekitarnya ada beberapa anak berusia sekitar 7 atau 8 tahun yang sedang asyik bermain dan tiga orang wanita dewasa yang sedang berbincang-bincang. Salah satu dari mereka adalah ibunya. Sambil berbincang ia sesekali melihat ke arah anak kecil tersebut. Sesekali sang anak terlihat kepayahan sewaktu ia hendak berdiri dari duduknya, namun sang ibu tetap melihat dan memantau sampai si anak berhasil berdiri pada salah satu tiang mainan yang ada di taman tersebut. Agak lama kejadian itu berlangsung sampai sang ibu menggendong sang anak dan membersihkan badannya yang kotor, mengganti pakaiannya dan kemudian pulang. 

Saya terus memperhatikan sampai anak-anak bule’ tersebut selesai bermain.Apa yang saya rasakan pada saat itu? Saya merasa ibu tersebut telah memenuhi hak si anak untuk bermain dan saya kagum dengan apa yang dilakukannya. Terbersik dalam pikiran saya, mungkin ketika anak saya seusia itu kemungkinan  saya tidak akan membiarkan mereka berkotor-kotoran di tanah atau pasir, repot membersihkannya dan malas berurusan dengan yang kotor-kotor karena sedang berada di luar rumah.Mungkin bukan satu orang ibu yang akan melakukan hal yang sama dengan saya. kemungkinan sebagian besar ibu akan lebih memilih untuk membawa anaknya bermain ke tempat yang “aman” dan “aman” dari kerepotan untuk pembersihan. 

Mungkin ini adalah rasa kekhawatiran dan ilmu tentang anak belum banyak kita peroleh. Masih sering di sekitar kita terdengar kalimat dari mulut sang ibu sambil sedikit berteriak ketika didapati anaknya bermain tanah atau pasir, ”jangan main pasir naakkk… nanti tangan dan bajumu kotor… “ atau “aduh..kan udah mama bilang jangan main tanah, itukan kotor, kamukan sudah mandi.. ayo masuk sini, cuci tangan dan jangan main lagi yaa!! “.Mungkin kita tidak sadar bahwa sebenarnya dengan bermain dengan alam akan melatih motorik anak, anak akan mengenal bagaimana tekstur suatu benda, anak akan tau mana yang halus dan mana yang kasar. Tentunya akan membantu anak lebih cerdas karena saat bermain ia pasti melihat, berpikir dan merekam segala apa yang dialaminya.  Kita hanya perlu mengawasi dan mengarahkan, agar anak kita tetap aman dan terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan. Terima kasih ya Allah, hari ini melalui sang ibu tadi Engkau kembali mengingatkan sebuah hal kecil yang kadang terlupakan olehku untuk melakukannya pada anak-anakku.

http://m.kompasiana.com/IndahSriwindhari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar