Jumat, Maret 08, 2013

Asam Sunti = Barang Berharga ^^


Coklat kehitam-hitaman dan sedikit kering adalah penampakannya. Asam dan asin adalah rasanya. Apakah itu? Ya, Asam sunti adalah jawabannya. Bagi orang Aceh, siapa yang tak tahu dengan bahan masakan yang satu ini. Hampir semua masakan jadi mangat (enak) bila sudah di campur dengan si asam sunti (tentunya masakan yang memakai asam sunti). Ia adalah belimbing wuluh atau belimbing sayur yang dijemur kering setelah di rendam dengan air garam selama sehari semalam. Kelihatannya sepele, tapi harga perkilonya lumayan  mahal J. So, lebih ekonomis kalau kita menanam batang belimbing di rumah dan membuat asam sunti sendiri bila sudah berbuah nanti.

Sebelum berangkat ke Oz beberapa bulan yang lalu, asam sunti adalah termasuk dalam list utama barang yang mau kami bawa. Namun sempat berkecil hati dan harap-harap cemas apakah barang berharga ini lewat pemeriksaan atau tidak saat tiba di Bandara Gold Coast, Brisbane, Australia. Soalnya jarang sekali asam sunti lewat pemeriksaan di bandara ini (menurut pengalaman suamiku dan orang-orang aceh yang berangkat ke Brisbane). Entah apa alasan jelasnya, padahal kita sudah lapor bahwa barang-barang yang kita bawa ada termasuk asam sunti dan kita menulisnya dengan star fruit atau Balimbing sp. Namun tetap aja jarang yang lewat dari pemeriksaan petugas.

Tapi kali ini ada ide cemerlang dari suamiku. Kami membuat nama dan ingredient dari asam sunti. Asam sunti kami masukkan ke dalam plastic ukuran seperempat. Dibungkus rapi dan di masukkan label nama asam sunti yang sudah diprint dan di gunting kecil sesuai ukuran plastiknya. Tak lupa seraya mengucapkan Bismillah semoga cara ini berhasil dan asam sunti terselamatkan dari pemeriksaan petugas bandara. J
Asam sunti telah siap di packing, semuanya ada sekitar 5 bungkus. Masing-masing kami bungkus kembali dengan karton atau kardus kecil agar tidak hancur ketika terhimpit barang-barang lain di dalam kopor. Semua telah beres dan siap untuk berangkat. J

Alhamdulillah pesawat mendarat sekitar pukul 7 pagi waktu setempat. Udara pagi Gold Coast, Brisbane membuat badan segar setelah sekitar delapan jam berada di dalam pesawat dari Kuala Lumpur. Namun, jantung kok mulai berdebar-debar dan terus berdoa semoga asam sunti tidak di amankan petugas. Koridor pemeriksaan satu persatu kami lewati. Pemeriksaan passport dan visa, pengambilan barang dan pemeriksaan barang terakhir sebelum keluar dari bandara. Seekor anjing pelacak sudah mulai tampak. Duh, kok tambah deg-degan ya.. salah satu petugas yang membawa anjing mulai mendekati kami. Si doggy mulai mendengus-dengus di sekitar kopor, dalam hati berharap jangan sampai ia menjilat kopor-kopor kami. Alhamdulillah hanya sebentar ia mengelilingi barang-barang kami dan sang petugas langsung mempersilahkan kami lewat tanpa ada pemeriksaan lagi di meja pemeriksaan barang. Alhamdulillahirabbil’alamiin.. semua berjalan lancar dan Allah mendengar pinta kami agar asam sunti tercinta ikut pulang bersama kami. Kami pun berbaik sangka mungkin inipun karena kedatangan kami bersama anak-anak. Biasanya pendatang yang membawa anak-anak lebih mudah pemeriksaannya. J

Dan sekarang, asam sunti telah masuk dalam rak bahan-bahan masakanku. Semoga cukup persediaan selama kami di sini. Terima kasih asam sunti, engkau telah berperan dalam masakanku sehari-hari, seperti Ayam masak Aceh dan Tumis cumi. Alhamdulillah.. J