Jumat, Mei 31, 2013

Kuah Kameng Aceh ala Ummu


Bahan :

Daging kambing 1/4 kg
Bawang merah 4 siung
Bawang putih 1 siung
Ketumbar gongseng 1 sdt
Ketumbar bubuk 1 sdt
Kelapa gongseng 1 sdm
Kelapa parut 1 sdm
Jahe seruas jari
Lengkuas seruas jari
Cabe Kecil 2 buah
Cabe besar 2 buah
Jeruk nipis 1/4 bagian
Daun kari secukupnya
Garam secukupnya

Cara memasak :
1. Cuci daging kambing.
2. Haluskan semua bahan-bahan. Lalu aduk ke dalam potongan daging, peras jeruk nipis di dalamnya.
    Aduk-aduk kembali dan tambahkan air. masukkan daun kari dan masak sampai daging empuk (kira-kira 2 jam). Terakhir tambahkan garam secukupnya.


Selamat mencoba ya.. :) 
      

















Selasa, Mei 28, 2013

Ayam Tangkap ala Ummu


Bahan :

Ayam potong/ayam kampung 1/4 kg
Bawang putih 6 siung ( 3 siung di rajang dan 3 siung di haluskan)
Bawang Merah 3 buah
Cabe rawit 5 buah ( saya pake 1 buah krn cabe Oz pedas banget.. :))
Cabe merah 2 buah
Kunyit 1/4 sdt
Jahe 1/2 sdt
Air asam jawa secukupnya
Minyak makan setengah cup
Daun Pandan 2 helai, potong dadu
Daun Kari (daun temuru) 3 tangkai, lepaskan dari tangkainya.


Cara memasak :

1. Potong ayam bentuk dadu
2. Rendam dalam bumbu yang telah dihaluskan selama 15 menit+ air asam jawa
3. Goreng ayam sampai setengah matang
4. Tumis irisan bawang putih dalam minyak yang banyak, setelah agak kecoklatan masukkan daun pandan dan daun kari. setelah daun garing masukkan kembali daging ayam yang telah di goreng tadi tapi jangan terlalu lama sampai ayam matang.
5. Angkat dan sajikan dengan nasi panas.

*modifikasi dari berbagai sumber

Selamat mencoba ya.. ^^

Rabu, Mei 15, 2013

Minggu, Mei 12, 2013

Foto-foto Proses Pertumbuhan Manusia di Dalam Rahim Ibu, Beginilah Kejadian Manusia… - Eramuslim

Foto-foto Proses Pertumbuhan Manusia di Dalam Rahim Ibu, Beginilah Kejadian Manusia… - Eramuslim

Berbagai Bentuk Masjid di Dunia - Eramuslim

Berbagai Bentuk Masjid di Dunia - Eramuslim

Roti ala Ummu

My first bread :-)

Pastel Isi Telur ala Ummu


Bahan untuk Kulit :
250 gram tepung terigu
50 gram margarin
1 telur
1/2 sdt garam
75 ml air

Bahan isi :
Wortel  1 buah, potong dadu
Kentang 1 buah, potong dadu
Daging ayam secukupnya, suir-suir
Daun bawang 1 tangkai, iris-iris
Telur 3 butir, rebus potong 4

Bahan bumbu untuk isi :
Bawang merah 4 siung
Bawang putih 2 siung
Merica bubuk secukupnya
Gula dan garam secukupnya
Margarin untuk menumis

Cara membuat kulit : Campur tepung, garam,  margarin, telur dan air sampai kalis. diamkan sekitar 10 menit. bentuk tipis-tipis dan cetak dengan cetakan pastel.

Cara memasak isi : tumis bumbu yang telah dihaluskan dengan margarin secukupnya, masukkan daging ayam. masukkan sayur wortel, kentang dan daun bawang. tambahkan garam, gula dan air secukupnya. masak sampai sayur empuk.

Isi adonan dan potongan telur rebus ke dalam kulit pastel yang telah di cetak. Lalu goreng. hidangkan dengan cabe rawit... :)

*modifikasi dari berbagai sumber

Sabtu, Mei 11, 2013

Puasa di Bulan Rajab - Eramuslim

Puasa di Bulan Rajab - Eramuslim

Berani Kotor? Ayuuk..!

Berani Kotor? Ayuuk..!!

Oleh: Indah Sriwindhari | 15 March 2013 | 12:59 WIB
Pagi menjelang siang saya dan anak-anak masih berada di Perry Park, salah satu taman bermain yang ada di kota Brisbane, Australia. Masing-masing asyik bermain dengan mainan yang ada di sana. Ayunan, pelosotan, jungkat-jungkit, panjat-panjatan dan sebagainya. Rasanya waktu satu jam tidak cukup bagi mereka untuk bermain. Memang begitulah dunia anak-anak seusia mereka (balita), dunia bermain. Haus dan lapar pun tak mereka hiraukan jika sudah asyik bermain. Bahkan angin panas summer tidak mereka hiraukan.

Hanya memantau anak-anak dari kejauhan tiba-tiba pandangan saya tertuju pada seorang anak yang kira-kira berusia 8 atau 9 bulan yang sedang asyik bermain tanah. Ia baru bisa duduk, merangkak dan berdiri dengan berpegangan. Semua badannya kotor dengan tanah. Ia asyik merangkak, menuju tempat yang menurutnya menarik. Disekitarnya ada beberapa anak berusia sekitar 7 atau 8 tahun yang sedang asyik bermain dan tiga orang wanita dewasa yang sedang berbincang-bincang. Salah satu dari mereka adalah ibunya. Sambil berbincang ia sesekali melihat ke arah anak kecil tersebut. Sesekali sang anak terlihat kepayahan sewaktu ia hendak berdiri dari duduknya, namun sang ibu tetap melihat dan memantau sampai si anak berhasil berdiri pada salah satu tiang mainan yang ada di taman tersebut. Agak lama kejadian itu berlangsung sampai sang ibu menggendong sang anak dan membersihkan badannya yang kotor, mengganti pakaiannya dan kemudian pulang. 

Saya terus memperhatikan sampai anak-anak bule’ tersebut selesai bermain.Apa yang saya rasakan pada saat itu? Saya merasa ibu tersebut telah memenuhi hak si anak untuk bermain dan saya kagum dengan apa yang dilakukannya. Terbersik dalam pikiran saya, mungkin ketika anak saya seusia itu kemungkinan  saya tidak akan membiarkan mereka berkotor-kotoran di tanah atau pasir, repot membersihkannya dan malas berurusan dengan yang kotor-kotor karena sedang berada di luar rumah.Mungkin bukan satu orang ibu yang akan melakukan hal yang sama dengan saya. kemungkinan sebagian besar ibu akan lebih memilih untuk membawa anaknya bermain ke tempat yang “aman” dan “aman” dari kerepotan untuk pembersihan. 

Mungkin ini adalah rasa kekhawatiran dan ilmu tentang anak belum banyak kita peroleh. Masih sering di sekitar kita terdengar kalimat dari mulut sang ibu sambil sedikit berteriak ketika didapati anaknya bermain tanah atau pasir, ”jangan main pasir naakkk… nanti tangan dan bajumu kotor… “ atau “aduh..kan udah mama bilang jangan main tanah, itukan kotor, kamukan sudah mandi.. ayo masuk sini, cuci tangan dan jangan main lagi yaa!! “.Mungkin kita tidak sadar bahwa sebenarnya dengan bermain dengan alam akan melatih motorik anak, anak akan mengenal bagaimana tekstur suatu benda, anak akan tau mana yang halus dan mana yang kasar. Tentunya akan membantu anak lebih cerdas karena saat bermain ia pasti melihat, berpikir dan merekam segala apa yang dialaminya.  Kita hanya perlu mengawasi dan mengarahkan, agar anak kita tetap aman dan terjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan. Terima kasih ya Allah, hari ini melalui sang ibu tadi Engkau kembali mengingatkan sebuah hal kecil yang kadang terlupakan olehku untuk melakukannya pada anak-anakku.

http://m.kompasiana.com/IndahSriwindhari