Coklat
kehitam-hitaman dan sedikit kering adalah penampakannya. Asam dan asin adalah
rasanya. Apakah itu? Ya, Asam sunti adalah jawabannya. Bagi orang Aceh, siapa
yang tak tahu dengan bahan masakan yang satu ini. Hampir semua masakan jadi mangat (enak) bila sudah di campur
dengan si asam sunti (tentunya masakan yang memakai asam sunti). Ia adalah
belimbing wuluh atau belimbing sayur yang dijemur kering setelah di rendam
dengan air garam selama sehari semalam. Kelihatannya sepele, tapi harga
perkilonya lumayan mahal J. So, lebih ekonomis
kalau kita menanam batang belimbing di rumah dan membuat asam sunti sendiri
bila sudah berbuah nanti.
Sebelum
berangkat ke Oz beberapa bulan yang lalu, asam sunti adalah termasuk dalam list
utama barang yang mau kami bawa. Namun sempat berkecil hati dan harap-harap
cemas apakah barang berharga ini lewat pemeriksaan atau tidak saat tiba di Bandara
Gold Coast, Brisbane, Australia. Soalnya jarang sekali asam sunti lewat
pemeriksaan di bandara ini (menurut pengalaman suamiku dan orang-orang aceh
yang berangkat ke Brisbane). Entah apa alasan jelasnya, padahal kita sudah
lapor bahwa barang-barang yang kita bawa ada termasuk asam sunti dan kita
menulisnya dengan star fruit atau Balimbing sp. Namun tetap aja jarang
yang lewat dari pemeriksaan petugas.
Tapi kali ini
ada ide cemerlang dari suamiku. Kami membuat nama dan ingredient dari asam
sunti. Asam sunti kami masukkan ke dalam plastic ukuran seperempat. Dibungkus
rapi dan di masukkan label nama asam sunti yang sudah diprint dan di gunting
kecil sesuai ukuran plastiknya. Tak lupa seraya mengucapkan Bismillah semoga
cara ini berhasil dan asam sunti terselamatkan dari pemeriksaan petugas
bandara. J
Asam sunti telah
siap di packing, semuanya ada sekitar 5 bungkus. Masing-masing kami bungkus
kembali dengan karton atau kardus kecil agar tidak hancur ketika terhimpit
barang-barang lain di dalam kopor. Semua telah beres dan siap untuk berangkat. J
Alhamdulillah
pesawat mendarat sekitar pukul 7 pagi waktu setempat. Udara pagi Gold Coast,
Brisbane membuat badan segar setelah sekitar delapan jam berada di dalam
pesawat dari Kuala Lumpur. Namun, jantung kok mulai berdebar-debar dan terus
berdoa semoga asam sunti tidak di amankan petugas. Koridor pemeriksaan satu persatu
kami lewati. Pemeriksaan passport dan visa, pengambilan barang dan pemeriksaan
barang terakhir sebelum keluar dari bandara. Seekor anjing pelacak sudah mulai
tampak. Duh, kok tambah deg-degan ya.. salah satu petugas yang membawa anjing
mulai mendekati kami. Si doggy mulai mendengus-dengus di sekitar kopor, dalam
hati berharap jangan sampai ia menjilat kopor-kopor kami. Alhamdulillah hanya
sebentar ia mengelilingi barang-barang kami dan sang petugas langsung
mempersilahkan kami lewat tanpa ada pemeriksaan lagi di meja pemeriksaan
barang. Alhamdulillahirabbil’alamiin.. semua berjalan lancar dan Allah
mendengar pinta kami agar asam sunti tercinta ikut pulang bersama kami. Kami
pun berbaik sangka mungkin inipun karena kedatangan kami bersama anak-anak. Biasanya
pendatang yang membawa anak-anak lebih mudah pemeriksaannya. J
Dan sekarang,
asam sunti telah masuk dalam rak bahan-bahan masakanku. Semoga cukup persediaan
selama kami di sini. Terima kasih asam sunti, engkau telah berperan dalam
masakanku sehari-hari, seperti Ayam masak Aceh dan Tumis cumi. Alhamdulillah.. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar